Rabu, 09 Mei 2012

CAHAYA SEMU


Setelah maghrib tiba, di langit bintang-bintang secara berangsur akan mulai menampakkan dirinya, pada suatu saat di langit barat akan tampak sebuah bintang yang sangat terang dan cemerlang, awan tipis kadang tak mampu membendung sinarnya. Itulah bintang barat yang lebih populer disebut bintang kejora. Atau disebut juga bintang senja  yang hanya tampak saat senja, yaitu sekitar maghrib dan Isya, karena sebelum malam gelap bintang tersebut akan terbenam.
Begitupula setelah fajar, bintang-bintang di langit  cahaya berangsur memudar kemudian menghilang, suatu saat di langit timur akan nampak sebuah bintang cemerlang, bintang itu disebut bintang timur atau bintang pagi. 
Sebenarnya kedua "bintang" itu bukan bintang yang sesungguhnya, melainkan hanya sebuah planet, yaitu planet Venus. Venus merupakan benda langit paling terang ketiga setelah matahari dan bulan yang bisa tampak sebagai bintang senja atau bintang pagi.
Mengamati langit pada awal Juli akan terasa nuasa semasa Nabi Ibrahim merenungi alam, menatap langit, mencari representasi Tuhan yang hakiki (Q.S 6:76-79). Saat malam mulai gelap tampaklah sebuah bintang. "Inikah Tuhanku?" kata Ibrahim. Tetapi bintang kejora tak lama tampak. Sekitar pukul 21.00 bintang kejora pun terbenam. Nabi Ibrahim pun berkata, "Aku tak menyukai yang tenggelam".
Beberapa saat kemudian terbitlah bulan yang cemerlang pasca purnama. "Inikah Tuhanku?" katanya. Namun saat pagi bulan pun memudar kemegahannya. Ibrahim pun berujar pada dirinya, "Sesungguhnya jika Tuhanku tidak memberi petunjuk kepadaku, niscaya aku termasuk kaum yang sesat."
Saat pagi dilihatnya matahari yang paling cemerlang yang mengalahkan segala sumber cahaya. "Inikah Tuhanku? Ini paling besar", ujar Ibrahim dalam pencarian kebenaran. Tetapi saat maghrib matahari pun menghilang. Tidak mungkin Tuhan yang Mahakuasa bisa lenyap. Maka diserulah kaumnya, "Hai kaumku, sesungguhnya aku berlepas diri dari segala yang kamu persekutukan".
Kesimpulan pembuktian aqliyah tentang eksistensi Allah tersebut diabadikan dalam Q.S. 6:79 yang dijadikan salah satu doa iftitah pada awal shalat: "Sesungguhnya aku hadapkan wajahku kepada Tuhan pencipta langit dan bumi, berpendirian lurus, dan aku bukanlah termasuk orang-orang musyrik."
Kisah itu memberi pelajaran penting. Kemegahan dan keunggulan relatif adalah sifat makhluk yang berpotensi menipu manusia. Sejarah telah menunjukkan banyak kaum penyembah bintang atau matahari, mempertuhankan raja, atau minimal mengkultuskan seseorang. Untuk itu banyak juga yang mau berkorban demi mengagungkan sesuatu atau figur yang dipujanya. 
Padahal kemegahan atau keunggulan itu bisa jadi bukan sifat yang intrinsik pada objek itu. Bintang kejora adalah contohnya, Planet Venus itu tidak menghasilkan cahayanya sendiri. Planet yang dijuluki saudara kembar bumi yang jelita sekadar memantulkan cahaya bintang induknya, matahari. Kecemerlangannya diperoleh karena kedekatannya dengan matahari dan berada tidak jauh dari bumi.
Bintang kejora dipuji karena kecemerlangan relatifnya. Dijadikan lagu yang dinyanyikan anak-anak. Tetapi tak banyak orang tahu tentang hakikatnya, karena orang cukup kagum dengan kemegahan sinar pantulannya. Orang terlanjur menyebutnya bintang, padahal sekadar planet. Lingkungan planetnya pun sesungguhnya tidak bersahabat bagi kehidupan. Luar biasa panasnya dengan efek rumah kaca karena kandungan karbon dioksida yang sangat tinggi.
Dalam dinamika hidup manusia fenomena bintang kejora mudah ditemukan. Nepotisme pun mudah tumbuh dari fenomena seperti itu.Karena masyarakat kehilangan daya kritis untuk menelaah secara seksama sifat intrinsiknya, bila yang ditonjolkan sekadar sinar pantulannya yang cemerlang.
Satu-satunya cara menghindarkan diri dari tipuan fenomena bintang kejora adalah meresapi makna doa iftitah yang menyambung pernyataan Nabi Ibrahim tersebut: "Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidup, dan matiku hanyalah bagi Allah Tuhan semesta alam." Pengakuan atas mutlaknya kekuasaan dan keunggulan Allah yang tak ada yang mampu menandinginya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar