Keluargaku Surgaku
Pengantar
Keluarga adalah bentuk masyarakat
terkecil yang memiliki tujuan yang jelas. Secara umum, keluarga terdiri dari
unsur bapa, ibu dan anak. Tujuan yang ingin dicapai oleh sebuah keluarga sangat
ditentukan oleh pemahaman, cara pandang, dan konsep yang dibangun oleh masing-masing
individu dari keluarga tersebut. Islam adalah agama yang sempurna telah
memberikan petunjuk dan tuntunan bagi umatnya melalui al-Qur’an dan al-Sunnah
bagaimana membangun sebuah keluarga dan apa yang harus dicapai oleh sebuah
keluarga.
Selain merupakan tuntunan
ajaran Islam, berkeluarga juga merupakan kebutuhan manusiawi yang sangat
mendasar yakni manusia sebagai mahluk sosial yang selalu membutuhkan dan bahkan
ketergantungan kepada sesama manusia lainnya.
Tulisan ini diberi judul
“Keluargaku Surgaku” karena terinspirasi oleh sabda Rasulullah: “baiti jannati”
rumahku (keluargaku) surgaku. Kediaman Rasulullah sangat sederhana, berupa
bilik kecil disamping masjid yang beratap pelepah kurma, tidak dilengkapi
dengan mebel atau perabotan mewah. Tetapi Rasulullah merasakan kenikmatan surga
di dalamnya, karena keluarga Rasulullah dibangun atas dasar iman, ibadah (pengabdian)
dan cinta kasih (mawaddah & rahmah)
Naskah ini kami tulis untuk mengantarkan pernikahan anak kami, Mutia Santoso dan Dimas Permana, sebagai orangtua kami berkewajiban untuk mengarahkan dan mengantarkan putra putri kami
yang hendak merintis sebuah keluarga agar memiliki cara pandang dan pemahaman
sebagaimana yang diajarkan Islam melalui contoh Rasullah saw. Semoga tulisan
ini menjadi cahaya untuk kalian berdua khususnya dan pembaca lain pada umumnya.
Garut, Rajab 1431H Juni 2010
Mohammad Iqbal Santoso – Ai
Nurjannah
Berkeluarga
adalah perintah Allah
Di
antara kewajiban orang tua terhadap anaknya adalah memilihkan pasangan hidup yang
baik untuk anaknya
وَأَنكِحُوا
اْلأَيَامَى مِنكُمْ وَالصَّالِحِينَ مِنْ عِبَادِكُمْ وَإِمَآئِكُمْ إِن
يَكُونُوا فُقَرَآءَ يُغْنِهِمُ اللهُ مِن فَضْلِهِ وَاللهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ
Dan nikahkanlah
orang-orang yang masih membujang di antara kamu, dan juga orang-orang sholeh (yang
layak menikah) dari hamba-hamba sahayamu yang laki-laki dan perempuan. Jika mereka miskin, Allah akan memberi kemampuan kepada mereka
dengan karunia-Nya. Dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya), Maha Mengetahui. QS al-Nur(24) :32
مَن تَزَوَّجَ فَقَدِ استَكمَلَ
نِصْفَ الاِيــمَانِ فَليَــتَّـقِ اللهَ فِي نِصْفِ الآخَــرِ
Barang siapa yang
menikah, maka dia telah menyempurnakan separuh imannya, maka hendaklah ia
memelihara diri pada setengah sisanya. HR Ath-Thabrani.
Berkeluarga
adalah sunnatullah dan ibadah
Salah
satu tanda kebesaran Allah swt adalah menjadikan manusia berpasang-pasangan
untuk meraih ketenangan
dan ketenteraman
وَمِنْ
ءَايَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُم مِّنْ أَنفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِّتَسْكُنُوا
إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُم مَّوَدَّةً وَرَحْمَةً إِنَّ فِي ذَلِكَ لأَيَاتٍ
لِّقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ
Dan diantara tanda-tanda kekuasaanNya, Dia
menciptakan untuk kamu secara khusus pasangan-pasangan hidup suami atau istri
dari jenis kamu sendiri supaya kamu tenang serta cenderung kepadanya, dan
dijadikan-Nya di antara kamu mawaddah dan rahmat. Sesungguhnya pada yang
demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir tentang
kuasa dan nikmat Allah.
QS Ar-Ruum(30): 21
Allah
memberi manusia pasangan(suami atau istri) agar memperoleh sakinah (ketenangan).
Untuk memperoleh sakinah tersebut Allah memberi modal mawaddah dan Rahmah,
artinya sakinah hanya dapat diperoleh manakala terdapat mawaddah dan Rahmah,
pernikahan tanpa mawaddah dan rahmah tidak akan diperoleh sakinah. Sehingga:
Sakinah = Mawaddah + Rohmah
Sakinah
Sakinah
bermakna ketenangan
yang diperoleh setelah gelisah atau “goncang”. Dalam buku “Secercah Cahaya Ilahi” Quraish Shihab menjelaskan bahwa sakinah terdiri dari huruf-huruf sin-kaf dan nun yang
mengandung makna ketenangan atau lawan dari goncang dan gerak. Dalam bahasa Arab terdapat beberapa kata yang terdiri dari ketiga
huruf tersebut, dengan makna yang hampir sama. Rumah dinamai Maskan,
artinya tempat untuk memperoleh ketenangan setelah sebelumnya penghuninya
bergerak/ bekerja, bahkan mungkin mengalami kegoncangan di luar rumah. Pisau
yang berfungsi menyembelih binatang dinamakan sikkin, karena
pisau adalah alat yang menyebabkan ketenangan bagi binatang setelah sebelumnya
meronta.
Sakinah dirasakan setelah
sebelumnya terjadi situasi yang mencekam,baik karena bahaya yang mengancam jiwa
atau sesuatu yang mengeruhkan pikiran, atau setelah adanya gejolak yang
menggoncangkan jiwa. Cinta yang bergejolak dalam hati dan diliputi
ketidakpastian, akan berahir dengan sakinah atau ketenangan dan ketentraman
hati sebagai buah dari pernikahan.
Dalam Alquran kata sakinah
ditemukan sebanyak enam kali. Dalam beberapa ayat, sakinah dikaitkan atau dirangkaikan dengan bala tentara Allah yang
tidak terlihat, atau turunnya malaikat. Sakinah dikaitkan dengan “bala tentara Allah yang tidak terlihat” ini
bermakna seseorang harus berani walau sendirian, karena ia merasakan adanya
kehadiran bala tentara, sehingga betapapun situasi mencekam atau mengancam,
penerima sakinah akan selalu merasakan perlindungan Allah.
Sakinah tidak datang begitu
saja, sakinah diturunkan Allah ke dalam kalbu dengan syarat tertentu. Kalbu
harus disiapkan dengan menanamkan kesabaran dan ketaqwaan. Sakinah datang setelah
melalui beberapa tahap/fase, bermula dari mengosongkan kalbu dari segala sifat
tercela, dengan jalan mengakui dosa-dosa
yang telah diperbuat, diikuti dengan permohonan ampun (istighfar)
dan tobat. Kemudian “memutuskan hubungan ”dengan masa lalu yang kelam dengan
penyesalan dan pengendalian diri. Selanjutnya disusul dengan “mujahadah”
perjuangan yang serius melawan sifat-sifat jiwa yang tercela, dengan
mengedepankan sifat-sifat terpuji, mengganti yang buruk dengan yang baik,
seperti kekikiran dengan kedermawanan, kemalasan dengan kesungguhan, egoisme
dengan pengorbanan, sambil selalu memohon bantuan Allah dengan doa dan dzikir.
Sakinah bukan sekedar terihat
ketenangan lahir, yang tercermin dari kecerahan air muka (karena yang demikian
bisa saja muncul akibat keluguan, kebodohan,
ketidak tahuan) tetapi, sakinah tampak pada kecerahan raut muka yang disertai
dengan kelapangan dada, budi bahasa yang halus, tindakan yang tepat (tidak
emosional)
Mawaddah dan Rahmah
Mawaddah menurut bahasa arab bermakna kelapangan dan kekosongan, maksudnya
adalah kelapangan dada dan kekosongan jiwa dari kehendak buruk. Sedangkan Rahmah berarti
memberikan rasa kasih sayangkepada yang lemah atau kepada yang butuh.
Ada yang menafsirkan mawaddah
sebagai mahabbah, yaitu ketertarikan terhadap lawan jenis karena
penampilan yang menawan, baik fisik maupun non-fisik. Seseorang senang atau tertarik
terhadap “penampilan fisik” lawan jenisnya yang memiliki pesona kecantikan/kemolekan
atau ketampanan/kegagahan. Daya tarik seseorang juga bisa timbul dari penampilan
non-fisik misalnya, keturunan, kekayaan, jabatan, gelar, orang yang sopan,
dermawan, suka membantu, pandai, dll. Akan tetapi jika seseorang menyenangi
pasangannya karena daya tarik penampilan, maka jika daya tarik penampilanya
sudah hilang atau memudar maka akan timbul kebosanan terhadap pasangannya
sehingga ada keinginan untuk meninggalkan pasangannya, bahkan timbul keinginan
untuk mencari pasangan lain yang lebih “menarik”
Sedangkan Rahmah adalah
menyukai tidak berdasarkan penampilan baik fisik maupun non fisik semata.
Seorang ibu akan tetap menyayangi anaknya walaupun fisiknya jelek atau akhlaqnya
buruk. Sifat Rahmah tampak pada suami yang tetap mencintai istrinya walaupun
istrinya “nyebelin” atau sudah tidak menawan lagi. Istri yang memiliki sifat
Rahmah akan selalu mencintai suaminya walaupun suaminya sudah tidak gagah lagi
atau suaminya sengsara, sakit, lumpuh, dll. Dalam keadaan apapun (suka &
duka) istri yang memiliki sifat Rahmah akan selalu merindukan dan melayani
suaminya.
Memelihara dan mengembangkan Mawaddah dan Rahmah
Mawaddah
akan selalu tumbuh jika tiap pasangan selalu menunjukkan penampilan yang
menarik atau disukai pasangannya. Istri yang berusaha “dandan” mempercantik diri
di hadapan suaminya, atau selalu menyajikan masakan lezat kesukaan suaminya,
tentu akan menumbuhkan mawaddah dari suaminya. Sebaliknya
suami yang selalu melindungi,
berperilaku lembut, sering membantu dan menolong tentu akan menyuburkan
mawaddah istrinya.
Sedangkan Rahmah akan tumbuh manakala seseorang
selalu dekat (taqarrub) dengan Allah, Kata
“Rahmah” seakar dengan Rahman dan Rahim salah satu sifat Allah. Allah selalu
menyayangi ummatNya baik yang beriman maupun yang kafir, Allah tetap memberi
rizqi kepada seluruh manusia baik muslim maupun non-muslim, karena manusia
sangat membutuhkan perlindungan Allah. Orang yang selalu beribadah (taqarrub) kepada
Allah, insyaAllah akan “kecipratan” sifat Rahman Rahim Allah, sehingga akan
selalu tumbuh sifat Rahmah terhadap pasangannya.
Peran & Fungsi Sakinah
1.
Meningkatkan Keimanan
هُوَ
الَّذِي أَنزَلَ السَّكِينَةَ فِي قُلُوبِ الْمُؤْمِنِينَ لِيَزْدَادُوا
إِيمَاناً مَّعَ إِيمَانِهِمْ …
Dia-lah
yang telah Menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang Mukmin untuk
menambah keimanan atas keimanan mereka (yang telah ada)….,
QS AlFath(48):4
Pasangan
yang rumah tangganya sakinah tentu akan lebih khusu dan rajin beribadah,
sehingga keimanannya akan meningkat. Indikator keluarga Sakinah adalah adanya
peningkatan ibadah, amal sholeh dan keimanan.
2.
Benteng Penyelamat terhadap Gangguan
Saat
Rasulullah Hijrah ke Madinah bersama Abubakar ra, keduanya dikejar oleh orang
kafir untuk ditangkap dan dibunuh. Untuk menghindari pengejaran keduanya
bersembunyi di gua Tsur, ahirnya pasukan pengejar tiba di depan gua, hanya
beberapa langkah dari Rasulullah. Abubakar cemas dan gemetar karena khawatir
Rasulullah akan tertangkap dan terbunuh oleh orang musyrik. selanjutnya Allah
menurunkan ayat :
إِلاَّ
تَنصُرُوهُ فَقَدْ نَصَرَهُ اللّهُ إِذْ أَخْرَجَهُ الَّذِينَ كَفَرُواْ ثَانِيَ اثْنَيْنِ
إِذْ هُمَا فِي الْغَارِ إِذْ يَقُولُ لِصَاحِبِهِ لاَ تَحْزَنْ إِنَّ اللّهَ مَعَنَا
فَأَنزَلَ اللّهُ سَكِينَتَهُ عَلَيْهِ وَأَيَّدَهُ بِجُنُودٍ لَّمْ تَرَوْهَا
وَجَعَلَ كَلِمَةَ الَّذِينَ كَفَرُواْ السُّفْلَى وَكَلِمَةُ اللّهِ هِيَ الْعُلْيَا
وَاللّهُ عَزِيزٌ حَكِيمٌ -٤٠-
Jika
kamu tidak menolongnya, sesungguhnya Allah telah Menolongnya (yaitu) ketika
orang-orang kafir mengusirnya (dari Mekah); sedang dia salah seorang dari dua
orang ketika keduanya berada dalam gua, ketika itu dia berkata kepada
shahabatnya, “Jangan engkau bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita.” Maka
Allah Menurunkan ketenangan (sakinah) kepadanya (Muhammad) dan membantu
dengan bala tentara (malaikat-malaikat) yang tidak terlihat olehmu, dan Dia
Menjadikan seruan orang-orang kafir itu rendah. Dan firman Allah itulah yang
tinggi. Allah Maha Perkasa, Maha Bijaksana.
QS Attaubah(9):40
Rasul
dan Abubakar ahirnya selamat dari pengejaran pasukan kafir karena Allah
mengutus laba-laba dan burung membuat sarang di mulut gua, untuk mengelabui
pengejar bahwa tak ada orang yang masuk gua tersebut. Ketenangan (sakinah)
Rasulullah dan Abubakar tersebut mampu
melindungi dan menyelamatkan beliau.
Berikut
ini ayat Alquran yang juga menjelaskan peran sakinah dalam membentengi dan
melindungi Rasulullah dari hinaan kaum musyrikin
إِذْ
جَعَلَ الَّذِينَ كَفَرُوا فِي قُلُوبِهِمُ الْحَمِيَّةَ حَمِيَّةَ الْجَاهِلِيَّةِ
فَأَنزَلَ اللَّهُ سَكِينَتَهُ عَلَى رَسُولِهِ وَعَلَى الْمُؤْمِنِينَ وَأَلْزَمَهُمْ
كَلِمَةَ التَّقْوَى وَكَانُوا أَحَقَّ بِهَا وَأَهْلَهَا وَكَانَ اللَّهُ بِكُلِّ
شَيْءٍ عَلِيماً
Ketika
orang-orang yang kafir menanamkan
kesombongan dalam hati mereka (yaitu) kesombongan jahiliah, maka Allah
Menurunkan ketenangan (sakinah) kepada Rasul-Nya, dan kepada orang-orang
Mukmin, dan (Allah) Mewajibkan kepada mereka tetap taat menjalankan kalimat
takwa (“Kalimat takwa” ialah kalimat tauhid dan memurnikan ketaatan kepada
Allah) dan mereka lebih berhak dengan itu dan patut memilikinya. Dan Allah Maha
Mengetahui segala sesuatu. QS
Alfath(48): 26
3.
“Senjata” untuk melawan segala musuh dan serangan
لَقَدْ
نَصَرَكُمُ اللّهُ فِي مَوَاطِنَ كَثِيرَةٍ وَيَوْمَ حُنَيْنٍ إِذْ أَعْجَبَتْكُمْ
كَثْرَتُكُمْ فَلَمْ تُغْنِ عَنكُمْ شَيْئاً وَضَاقَتْ عَلَيْكُمُ الأَرْضُ بِمَا رَحُبَتْ
ثُمَّ وَلَّيْتُم مُّدْبِرِينَ -٢٥- ثُمَّ أَنَزلَ اللّهُ سَكِينَتَهُ عَلَى رَسُولِهِ
وَعَلَى الْمُؤْمِنِينَ وَأَنزَلَ جُنُوداً لَّمْ تَرَوْهَا وَعذَّبَ الَّذِينَ
كَفَرُواْ وَذَلِكَ جَزَاء الْكَافِرِينَ -٢٦- ثُمَّ يَتُوبُ اللّهُ مِن بَعْدِ ذَلِكَ
عَلَى مَن يَشَاءُ وَاللّهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ -٢٧-
Sungguh, Allah telah Menolong kamu (Mukminin) di banyak medan
perang, dan (ingatlah) Perang Hunain, ketika jumlahmu yang besar itu
membanggakan kamu, tetapi (jumlah yang banyak itu) sama sekali tidak berguna
bagimu, dan bumi yang luas itu terasa sempit bagimu, kemudian kamu berbalik ke
belakang dan lari tunggang-langgang (25). Kemudian Allah Menurunkan ketenangan
(sakinah) kepada Rasul-Nya dan kepada orang-orang yang beriman, dan Dia
Menurunkan bala tentara (para malaikat) yang tidak terlihat olehmu, dan Dia
Menimpakan azab kepada orang-orang kafir. Itulah balasan bagi orang-orang kafir. Setelah itu Allah
Menerima tobat orang yang Dia Kehendaki. Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang. QS.Al-taubah(9):
25-27.
...فَأَنزَلَ
السَّكِينَةَ عَلَيْهِمْ وَأَثَابَهُمْ فَتْحاً قَرِيباً -١٨-
… lalu Dia memberikan ketenangan atas mereka dan
memberi balasan dengan kemenangan yang dekat. QS. AlFath(48):
18.
Rasulullah
dan para sahabatNya mampu mengalahkan kaum musyrikin dengan “senjata” sakinah,
misalnya ketika perang Badar, 300 orang
muslim mampu mengalahkan 1000 orang musyrik . Begitupula dalam kehidupan
berkeluarga, insya Allah sakinah akan mampu melawan segala gangguan dan godaan
dalam rumahtangga.
Membangun Keluarga Sakinah
1.
Menikah karena Agama
تُنْكَحُ
الْمَرْأَةُ لأرْبَعٍ لِماَلِهاَ وَلِنَسَبِهَا وَلِجَماَلِهَا وَلِدِيْنِهَا
فَأظْفَرْ بِذَاتِ الدِّيْنِ تَرِبَتْ يَدَاكَ
Seorang
perempuan dinikahi karena empat perkara: Hartanya, keturunannya, kecantikannya
dan agamanya. Beruntunglah yang memilih karena Agama, niscaya dirimu akan
selamat (HR Bukhori dan Muslim)
2.
Saling mengenal dan saling memahami
يَا أَيُّهَا
النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُم مِّن ذَكَرٍ وَأُنثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوباً وَقَبَائِلَ
لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ …
Wahai manusia! Sungguh, Kami telah Menciptakan kamu dari
seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami Jadikan kamu
berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sungguh, yang
paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa…. QS
Alhujurat(49): 13
Suami-istri
adalah dua pribadi yang berbeda, selain berbeda kelamin dan usia keduanya juga berbeda
latar belakang, adat, selera, kebiasaan, tabiat, sifat, dll. Walaupun sudah
bertahun-tahun berpacaran, tidak akan ada orang yang bisa mengenal utuh seluruh
sifat dan tabiat pasangannya. Bahkan seorang ibupun tidak akan pernah mengenal
seluruh sifat dan tabiat anaknya yang diasuhnya sejak lahir. Untuk itu selama
pernikahan akan ada proses saling mengenal (ta’aruf), ta’aruf adalah proses dua
arah yang akan terus berlangsung sampai ahir hayat. Setelah menikah akan
berangsur-angsur tampak kebaikan dan kejelekan masing-masing pasangannya yang
belum dikenalnya ketika pacaran. Sifat yang dikenal tentu ada yang menyenangkan
ada juga yang tidak disukai masing-masing pasangannya.
Dari
proses ta’aruf tersebut seharusnya lahir tafahum (saling memahami). Sifat dan tabi’at atau akhlaq yang baik akan
menumbuhkan atau meningkatkan cinta kasih sehingga lahir proses saling
menyayangi (tarohum). Setiap pasangan hendaknya saling menghormati (takarum)
keunggulan dan kelebihan masing-masing pasangannya. Jika ada kekurangan dan
kelemahan masing-masing pasangan hendaknya melahirkan sikap saling bantu,
saling tolong dan saling melengkapi (ta’awun) kekurangan pasangannya. Jika
ditemui sifat dan tabiat buruk dari pasangannya maka hendaklah muncul saling
menasihati (tawashau). Tentu saja tidak semua perbedaan bisa dipadukan, masing-masing
tetap memiliki jati diri, seperti minat, selera, hobby dll. yang tak mungkin
diseragamkan, terhadap perbedaan tersebut harus ada toleransi (tasammuh)
“Bila
anda mengharapkan pasangan yang sempurna dan bisa memenuhi segala keinginan dan
kebutuhan anda, bersiaplah untuk hidup membujang selamanya”.
3.
Lemah Lembut, Saling Memaafkan, Musyawarah & Tawakkal.
Perbedaan
punya potensi untuk melahirkan konflik. Perbedaan hendaknya dihadapi dengan kelembutan bukan dengan kemarahan dan
kekerasan, malahan jika pasangannya berbeda maka sebaiknya dimaafkan (dimaklumi) dan dimintakan
ampunan Allah serta bermusyawarah. Maksudnya
harus ada komunikasi
timbal balik yang dibangun sehingga persoalan dan
perbedaan yang muncul akan menjadi
diskusi yang dinamis sekaligus mendapatkan solusi .
Tidak ada solusi atau keputusan yang dapat memuaskan semua fihak, tetapi jika
telah ada kesepakatan maka bertawakkallah.
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللهِ
لِنتَ لَهُمْ وَلَوْ كُنتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لاَنفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ
فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشاوِرْهُمْ فِي اْلأَمْرِ فَإِذَا
عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللهِ إِنَّ اللهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِينَ
Maka berkat rahmat Allah engkau
(Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap
keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena
itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan
bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu.Kemudian, apabila engkau telah
membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah Mencintai
orang yang bertawakal.
QS.Ali Imran(3): 159
4.
Saling menghiasi, saling melindungi &
saling menutupi
هُنَّ
لِبَاسٌ لَّكُمْ وَأَنتُمْ
لِبَاسٌ لَّهُنَّ
... Mereka adalah pakaian bagi kalian, dan
kalian adalah pakaian bagi mereka.. QS.Al-Baqarah(2):
187
Pasangan suami-istri dalam Alquran digambarkan sebagai
pakaian, suami adalah pakaian untuk istrinya, dan istri sebagai pakaian bagi
suaminya. Fungsi utama pakaian adalah sebagai perhiasan, pelindung dan penutup aurat.
Seorang suami atau
istri yang berakhlaq baik, akan menjadi hiasan bagi pasangannya.
Jika salah satu
diantara pasangan berbuat baik atau berperilaku menawan, maka pasangannya akan ikut
memperoleh kebaikan. Begitu pula sebaliknya
jika suami atau istri berbuat keburukan, maka pasangannya juga akan terbawa
buruk.
Suami wajib
melindungi istrinya dari berbagai gangguan,sehingga istrinya akan merasa aman
dan nyaman. Begitu pula istri wajib menjaga kehormatan dan harta suaminya,
sehingga sang suami akan merasa tentram dan tenang.
Selain itu tiap
suami/istri wajib untuk menutupi aib dan kekurangan pasangannya. Suami atau istri satu sama lain harus saling melengkapi, karena kekurangan yang
dimiliki keduanya dan tidak menganggap diri sebagai manusia hebat. Keburukan dan kekurangan suami atau istri hanya diketahui oleh
pasangannya masing-masing tidak sampai tampak oleh orang lain.
يَا بَنِي
آدَمَ قَدْ أَنزَلْنَا عَلَيْكُمْ لِبَاساً يُوَارِي سَوْءَاتِكُمْ وَرِيشاً وَلِبَاسُ التَّقْوَىَ ذَلِكَ خَيْرٌ ذَلِكَ مِنْ
آيَاتِ اللّهِ لَعَلَّهُمْ يَذَّكَّرُونَ
Wahai anak cucu Adam! Sesungguhnya
Kami telah menyediakan pakaian untuk menutupi auratmu dan untuk perhiasan
bagimu. Tetapi pakaian takwa, itulah yang lebih baik. Demikianlah sebagian
tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka ingat. Al’araf(7):26
Taqwa adalah
pakaian terbaik, karena “taqwa” merupakan hiasan terindah, yang dapat
memuliakan pemakainya.Taqwa juga merupakan pelindung yang kokoh dan tangguh
yang dapat menghalangi dari berbagai godaan dan gangguan syetan serta menghalangi
dorongan untuk berbuat dosa,sehingga terbebas dari kemaksiatan dan kemunkaran.
“Fungsi utama
pakaian adalah melindungi tubuh agar sehat, menutupi kekurangan agar tak
terlihat orang lain dan memperindah penampilan agar tampil mempesona. Sudahkah
pakaian kita berfungsi sebagaimana seharusnya?”.
5.
Kesetaraan atau kemitraan
Pria dan wanita tidak ada perbedaan
dari asal kejadiannya,mereka diciptakan dari perpaduan antara sperma lelaki dan indung telur
perempuan karena itu sederajat antar mereka dari sisi kemanusiaan. Pria dan wanita
dipandang sama di sisi Allah, bahwa lelaki dan perempuan adalah mitra untuk
bekerjasama ketika mereka melakukan suatu karya atau kebaikan
أَنِّى
لآَأُضِيعُ عَمَلَ عَامِلٍ مِّنكُم مِّن ذَكَرٍ وَأُنثَى بَعْضُكُم مِّن بَعْضٍ
“Sesungguhnya
Aku tidak menyia-nyiakan amal orang yang beramal di antara kamu, baik laki-laki
maupun perempuan, (karena) sebagian kamu adalah (keturunan) dari sebagian yang
lain. QS Ali Imran(3):195)
وَكَيْفَ تَأْخُذُونَهُ وَقَدْ
أَفْضَى بَعْضُكُمْ إِلَى بَعْضٍ
Dan bagaimana kamu akan
mengambilnya kembali, padahal kamu telah bergaul satu sama lain (sebagai
suami-istri). Dan mereka (istri-istrimu) telah mengambil
perjanjian yang kuat (ikatan pernikahan) dari kamu .QS Al-nNisa (4): 21)
وَالْمُؤْمِنُونَ وَالْمُؤْمِنَاتُ
بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاء بَعْضٍ يَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ
وَيُقِيمُونَ الصَّلاَةَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَيُطِيعُونَ اللّهَ وَرَسُولَهُ أُوْلَـئِكَ
سَيَرْحَمُهُمُ اللّهُ إِنَّ اللّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ -٧١-
Dan orang-orang yang beriman, laki-laki
dan perempuan, sebagian mereka menjadi penolong bagi sebagian yang lain. Mereka
menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, melaksanakan
shalat, menunaikan zakat, dan taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka akan
Diberi rahmat oleh Allah. Sungguh, Allah Maha Perkasa, Maha Bijaksana. QS AtTaubah (9):71.
6.
Memperoleh Rizki yang halal
قَالَ
رَسُوْلُ اللهِ-ص-مَنِ اكْتَسَبَ مَالاً مِنْ مَأْثَم فَوَصَلَ بِهِ رَحِمَهُ اَوْ
تَصَدَّقَ بِهِ اَوْ أَنْفَقَهُ فِى سَبِيْلِ اللهِ جُمِعَ ذَالِكَ كُلُهُ جَمِيْعًا
فَقُذِفَ بِهِ فِى جَهَنَّمَ )أَبُوْ
دَاود(
Barang siapa yang memperoleh harta dengan
cara/barang yang terlarang (dosa) lalu ia gunakan untuk menjalin silaturrahim
atau bersedekah atau membelanjakan di jalan Allah maka semua itu akan
dikumpulkan, kemudian dilemparkan ke dalam neraka jahannam
7.
Membiasakan dzikir :
عَنْ أَنَسٍ
قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص نَوِّرُوْا مَنَازِلَكُمْ بِالصَّلاَةِ وَقِرَاءَةِ
القُرْآنِ) البيهقى(
Terangi rumah-rumah kalian dengan shalat dan bacaan Alquran. HR Albaihaqi
Shalat dan membaca Alquran
merupakan
bentuk dzikir atau mengingat Allah SWT yang akan
mendatangkan ketenangan dan ketrentaman hati
الَّذِينَ آمَنُواْ
وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُم بِذِكْرِ اللّهِ أَلاَ بِذِكْرِ اللّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ
-٢٨-
(yaitu)
orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat
Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram. QS Al-Ra’du(13):28
8. Menunaikan hak
dan kewajiban
a. Sebagai suami
·
Tanggung jawab rumah tangga tak hanya tanggung jawab suami, tapi tanggung
jawab bersama suami-istri, tapi Islam telah menempatkan suami sebagai pimpinan
tertinggi rumah tangga
الرِّجَالُ قَوَّامُونَ عَلَى النِّسَآءِ بِمَا فَضَّلَ
اللهُ بَعْضَهُمْ عَلَى بَعْضٍ وَبِمَآأَنفَقُوا مِنْ أَمْوَالِهِمْ
Laki-laki (suami) itu pemimpin (pelindung) bagi perempuan
(istri),oleh karena itu Allah telah mengunggulkan pria
atas wanita, dan karena pria telah menafkahkan sebagian hartanya… QS
al-Nisa (4) : 34
·
Suami bertanggung jawab penuh terhadap keselamatan diri dan keluarganya,
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا قُوا أَنفُسَكُمْ
وَأَهْلِيكُمْ نَارًا.....
Wahai orang-orang yang beriman Jaga, pelihara dan
lindungilah diri dan keluarga kalian dari siksa api neraka … QS Attahrim
(66):6
Suami adalah orang
pertama yang akan diminta pertanggungjawabannya oleh Allah SWT di ahirat nanti
perihal kehidupan rumah tangganya.
Sebagai
penanggungjawab dan pelindung keluarga, suami harus amanah dan memiliki
“kekuatan”. Yaitu kekuatan iman/aqidah, ilmu, fisik, ekonomi, dll. Kekuatan seorang
suami tersebut digambarkan dalam Alquran dengan istilah
….الْقَوِيُّ
الْأَمِينُ
….. Kuat dan dapat dipercaya.
Alqashash
(28):26
…. حَفِيظٌ
عَلِيمٌ
….. orang yang pandai menjaga, dan berpengetahuan. QS Yusuf (12):55
Suami yang diharapkan Islam adalah suami yang senantiasa
bersikap lemah lembut, terhadap istrinya tak mengeluarkan ucapan kasar, apalagi
yang bertindak melukai perasaan dan fisik istrinya.
وَعَاشِرُوهُنَّ
بِالْمَعْرُوفِ فَإِن
كَرِهْتُمُوهُنَّ فَعَسَى أَن تَكْرَهُوا شَيْئًا وَيَجْعَلَ اللهُ فِيهِ خَيْرًا
كَثِيرًا
Pergaulilah istri
kalian dengan ma’ruf (baik), andaikata kalian mendapati pada istri kalian ada
watak dan sifat yang kurang berkenan di hati kalia,(bersabarlah). Boleh jadi
kalian tidak menyukai sesuatu (sifat yang ada pada istri kalian), padahal Allah
menutup kekurangan itu dengan kebaikan yang lebih banyak lagi. QS al-Nisa (4) : 19
Dalam Islam tolok ukur kemuliaan seorang suami ditentukan
oleh cara memperlakukan istrinya, Mempergauli istri dengan ma’ruf merupakan
tolok ukur untuk menilai mulia tidaknya seorang suami, Sabda Rasul:
مَا أَكرَمَ النِّسَآءَ إِلَّا
كَرِيمٌ وَلَا أَهَانَهُنَّ إِلَّا لَئِــيـمٌ
Tidak akan pernah memuliakan seorang istri kecuali
orang yang berhati dan berahlaq mulia.
Dan tidak akan menghina (menganggap rendah terhadap istri) kecuali seorang
suami yang hina pula (HR Abu ‘Asakir)
خَيرُكُم خَيرُكُم لِأَهلِهِ وَأَنَا خَيرُكُم لِأَهلِى
Yang palingbaik diantara kalian adalah yang
paling baik terhadap istrinya, dan aku adalah orang yang paling baik terhadap
istri-istriku. (HR Ibnu Majah)
b.
Sebagai istri
·
Dunia
adalah perhiasan, dan perempuan/istri yang shalihah adalah perhiasan terbaik,
الْدُّنيَا مَتَاعٌ
وَخَيرُ مَتَاعِهَا
المَـــرأَةُ الصَّالحَةُ
Kehidupan dunia adalah
kenikmatan yang menyenangkan, dan yang paling
menyenangkan adalah perempuan/istri yang shalihah (HR Muslim dan At-Timidzi)
·
Istri
shalehah adalah istri yang taat kepada Allah dan suaminya serta menjaga dan
memelihara hal-hal yang tidak patut dimunculkan demi ketentraman rumah tangga
فَالصَّالِحَاتُ قَانِتَاتٌ حَافِظَاتٌ لِلْغَيْبِ بِمَا
حَفِظَ اللهُ
Maka perempuan-perempuan yang saleh, adalah mereka yang taat
(kepada Allah) dan menjaga diri ketika (suaminya) tidak ada, karena Allah telah memelihara
(mereka). QS al-Nisa(4) : 34
خَيرُ النِّسَاءِ اِمرَأَةٌ إِذَا نَظَرتَ إِالَيهَا
سَرَّتكَ وَإن أَمَرتَ اَطَاعَتكَ وَإِن غِبتَ عَنهَا حَفِظَتكَ فِى مَالِكَ
وَنَفسِكَ
Wanita yang paling baik adalah seorang istri
yang bila engkau melihatnya akan menyenangkanmu,
danjika engkau memerintahnya ia mentaatimu, dan jika engkau
tidak ada maka ia akan menjada hartamu dan dirimu
c.
Sebagai anak
sesudah berkeluarga
kewajiban untuk hormat dan berbuat baik kepada kedua orangtua tidak berkurang,
bahkan harus meningkat. Justru setelah berumahtangga dan memiliki anak, akan
merasakan bagaimana sulitnya perjuangan menjadi orangtua.
وَقَضَى رَبُّكَ أَلاَّ تَعْبُدُواْ إِلاَّ إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ
إِحْسَاناً إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِندَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلاَهُمَا فَلاَ
تَقُل لَّهُمَا أُفٍّ وَلاَ تَنْهَرْهُمَا وَقُل لَّهُمَا قَوْلاً كَرِيماً -٢٣-
Dan Tuhan-mu telah Memerintahkan
agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu
bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia
lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan
kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah engkau membentak keduanya, dan
ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik.(Mengucapkan kata “ah” kepada orang tua dilarang,
apalagi meng-ucapkan kata-kata atau memperlakukan mereka dengan lebih kasar
daripada itu) QS Al-Isro (17):23
Hormat dan berbuat
baik tehadap orangtua selain beribadah melaksanakan perintah Allah tapi juga
sebagai balas budi atas segala pengorbanan mereka merawat, mendidik, membimbing
anaknya. Sebesar apapun balas budi terhadap kebaikan
orangtua tak akan mampu membayar pengorbanan mereka.
وَوَصَّيْنَا الْإِنسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ
وَهْناً عَلَى وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ
إِلَيَّ الْمَصِيرُ
Dan Kami Perintahkan kepada manusia
(agar berbuat baik) kepada kedua orang tua-nya. lbunya telah mengandungnya
dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam usia dua
tahun.** Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada Aku
kembalimu. QS Luqman (31):14.
Sesudah menikah orangtua akan bertambah, yaitu ada mertua. Hormat dan berbuat baik terhadap mertua juga harus sama dengan terhadap orangtua sendiri.
d.
Sebagai orangtua
Salah satu buah dari
pernikahan, Allah mengaruniai anak, anak adalah amanah
(titipan) yang wajib dijaga, dirawat dan dididik. Sebagai orangtua mempunyai
kewajiban agar anaknya menjadi anak sholeh, karena anak sholeh adalah investasi
bagi orangtuanya, orangtua bertanggungjawab terhadap aqidah anak-anaknya :
كُلُّ مَوْلُودٍ يُوْلَدُ عَلَى الفِطْرَةِ فَأَبَوَاهُ
يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ أَوْ يُــمَجِّسَا نِهِ
Semua anak terlahir membawa
(potensi) fitrah (keber-agamaan yang benar);
Kedua orangtuanyalah yang menjadikan ia menganut agama Yahudi, Nashrani atau
Majusi. HR Bukhori.
Agar anak memiliki aqidah yang benar, berikut beberapa muatan
pendidikan yang wajib diajarkan kepada anak:
وَإِذْ قَالَ لُقْمَانُ لِابْنِهِ وَهُوَ يَعِظُهُ يَا بُنَيَّ
لَا تُشْرِكْ بِاللَّهِ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ
Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya,
ketika dia memberi pelajaran kepadanya, “Wahai anakku! Janganlah engkau
mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar.
QS Luqman(31):13
يَا بُنَيَّ أَقِمِ الصَّلَاةَ وَأْمُرْ بِالْمَعْرُوفِ وَانْهَ
عَنِ الْمُنكَرِ وَاصْبِرْ عَلَى مَا أَصَابَكَ إِنَّ ذَلِكَ مِنْ عَزْمِ الْأُمُورِ
Wahai anakku! Laksanakanlah shalat
dan suruhlah (manusia) berbuat yang makruf dan cegahlah (mereka) dari yang
mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpamu, sesungguhnya yang demikian
itu termasuk perkara yang penting. QS
Luqman (31):17
Anak harus dididk dengan penuh kasih sayang dan kelembutan. Alkisah,
seorang anak digendong oleh Rasulullah, tiba-tiba anak tersebut “pipis”, maka
dengan kasar ibunya merenggut sang anak hingga menangis, Rasulullah menegurnya
dan bersabda:
مَهْلاً،
فَإِنَّ هَذَا, الـمَـاءُ يُطَهِّرُهُ فَمَا الَّذِى يُطَهِّرُ قَلْبَ هَذَا
الطِّفْلِ؟
Perlahan-lahanlah!. Sesungguhnya ini
(menunjuk pada pakaian beliau), dapat dibersihkan oleh air, tetapi apa yang
dapat membersihkan kekeruhan hati anak? (akibat renggutan yang kasar)
Wallahu ‘alam
Garut, Rajab 1431H (Juli 2010M)
Mutia Santoso. Lahir di Garut, 23 Juli 1988. Anak kedua dari enam bersaudara
pasangan Mohammad Iqbal Santoso dan Ai Nurjannah. Setelah lulus dari Muallimin
dan Madrasah Aliyah Pesantren Persis Tarogong melanjutkan pendidikan di Jurusan
Astronomi FMIPA ITB
Dimas Permana. Lahir di Cirebon, 2 September 1986. Anak bungsu dari tujuh
bersaudara pasangan Achmad Edhi dan Turfiyah. Setelah menyelesaikan pendidikan
SD, SMP dan SMA di Cirebon, melanjutkan pendidikan di jurusan Teknik
Perminyakan ITB, sekarang bekerja di Chevron, Duri Riau.
بارك الله لك
و بارك عليك وجمع بينكما فى خيرٍ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar